Minggu, 25 April 2010

Gus Dur dan Ilmu Ladunni (2)

Nur ala Nur,Dalam tapak tapak ghaib;

Maha suci Allah yang menghiasi hati hamba nya yang khusus dengan cahaya kewalian,dan solawat serta salam bagi sang khoirul anam sumber Laduni yang tiada terperi.Nabi tak pernah belajar dan tak pernah sekolah sehingga dikenal dengan laqoban (julukan) ummi.Namun julukan buta huruf ini tidak membuat beliau canggung bahkan menunjukan kemurnian wahyu Allah.
Maka yang barang siapa dalam solat subuhnya membaca solawat ummi,"Allahuma sholi ala sayidina Muhammadin nabiyi umiyi wa ala alihi wasohbihi wa salim, dia akan mendapatkan syafaat tidak pernah tersentuh oleh panasnya api neraka.
salah seorang teman seperjalananku dari pertama melihatku di bandara A Yani semarang,sampai menaiki tangga pesawat yang akan terbang ke Jakarta memperhatikan gerak geriku.Saya hanya tersenyum,hal semacam ini biasa saya alami.Bukan bermaksud GR ,karena memang penampilanku sangat berbeda,orang bilang saya seperti pemburu hantu.Bahkan ketika saya ceramah di Pandeglang Banten,santri santri abah Aceng, putra Abuya Dimyati pada keluar minta salim denganku karena menganggap ,saya ini Imam Samodra hahahahahahaha .Padahal TV memberitakan Imam samodra sudah di eksekusi.ah saya melanjutkan perenungan setelah duduk di kursi pesawat.Lumayan batinku satu jam bisa menelesaikan dzikir solawat harianku.
Teman seperjalananku itu ternyata tidak men sia siakan kesempatan ,sebelum saya tenggelam dalam kelembutan dzikir yang mampu mengeluarkan energi luar biasa,sehingga menembus arasy dan laukhul mahfud,sang teman yang berjenggot pendek dan celana komprang ini mengatakan :
Gus Nuril sungguh saya tidak mengerti dengan tulisan ilmu laduni njenengan di face book kemarin.
Weeee laadalah,jawabku dalam hati.
Karena saya memang tidak percaya pada ilmu laduni.tambahnya bersemangat membuka diskusi
Wah gak bisa dzikir nih,baiklah akan saya jelaskan si"Ulama trans Nasional" meminjam istilah Gus Dur menamai ulama ulama muda yang bartu lulus sekolah di qatar,madinah dan mesir.dan akhirnya terbawa faham wahabi. yang biasa bawa kompor ke masjid masjid ini.
Memang banyak orang yang tidak percaya,belum percaya dan sama sekali tdk mungkin mempercayai, terhadap ilmu khusus yang diberikan Allah lewat cahaya kewalian kepada para ahlit thoriqoh dan ahlus sufi ini.
Padahal ilmu laduni lebih kuat dan lebih kuat gambarannya dibanding ilmu ilmu lain yang dipelajari manusia di kelas atau lewat buku.
"Sungguh saya tidak kuasa menggambarkan dan membayangkan bahkan memahami apa itu ilmu Ladun ,yang diperoleh dari pemikiran dan periwayatan tanpa belajar dan berusaha"
saya hanya tertawa,kadang memang oang tidak berfikir bahwa di hidup memiliki jiwa,dan jiwa itu adalah gaib,tanpa meminta seonggok daging yang teraliri darah serta berasal dari nutfah atau air mani yang menempel di diding rahim ibunya itu tiba tiba memiliki telinga,dan sang bayi setelah genap 4 bulan kemudian tanpa menulis surat yang berisi permintaan kepada malaikat Jibril,atau Mikhail, Allah meniupkan ruh Nya .maka hiduplah daging itu dengan jiwa dan Ruh Allah.Apakah Ruh Allah itu tidak ghaib.?? Dan Ruh Allah itu ghaib dan mahluq ghaib seperti setan dan malaikat tidak pernah melihat Ruh nya sendiri.Dan Ruh ini bahkan tidak dipelajari,sehingga tidak butuh pemikiran dan periwayatan.
Memang benar yang dia kemukakan adalah ilmu Fiqih dan tafsir al Qur'an dan ilmu kalam semata,dia tidak menyadari benar bahwa dirinya ditempeli oleh jantung yang gerak jantung itu sama sekali tidak terpengaruh oleh komando otak,tetapi bergerak sendiri.Lalu siapa yang menggerakan. ?
Maka Allah seolah menjawab kebingungan kita semua dengan berfirman; Wayas alunaka anil ruhi,quli Ruhu min amri Robbi,wama utitum minal ilmu ila qolilan (qs Al Issro' ;85) " Wahai muhammad kalau ada orang yang bertanya tentang Ruh,jawablah Itu urusan Robb ku,dan aku hanya diberikan ilmu sangat sedikit.
Tetapi tidak ada ilmu ilmu yang diperoleh kecuali dengan belajar dan mencermati .tambahnya lagi,tidak faham juga.
saya jawab Benar,lalau bagaimana mengetahui ilmu tafsir ,padahal alqur'an adalah samodra yang sangat luas dan mencakup segala persoalan. Bahkan jika lautan di jadikan tintanya dan daratan serta tetumbnuhan dijadikan pena dan kertasnnya tidak mungkin menuliskan ilmu Allah yang ada dalam alqur'an mushaf atau alqur'an yang tidak tertulis.Inna fi kholqis sama wati wal ardhi......
Sebenarnya tafsir bukan hanya yang ditulis oleh Al Qusyairy,Al Tsa Laby,dan al Mawardi dan mufasir lainnya,ada juga tafsir sufistikyang di tulis oleh Al Imam Al Sullamy,beliau mengumpulkan kata kata hikmah yang ada dalam buku tafsirnya.Tetapi sungguh Rosulullah mengingatkan kita jangan berdebat tentang ilmu tanpa mengenal siapa yang diajak debat,karena hanya akan menghasilkan fitnah,musti kembali kepada alqur'an dan hadis Nabi.Karena bagaimana mungkin orang yang belum pernah minum kopi diajak bercerita tentang tasa kopi Tugu Luwak,Kapal Api atau tora bika bahkan kopi ajgung gilingan yu yenm di desa toroh Purwodadi jawa Tengah ? maka orang yang belum mereguk manisnya hakekat sangatlah tidak mungkin merasakan nikmatnya ma'rifat.Sudah beranjak dari bagian bagian ilmu,tongkatan, pasal pasal hakikat,dhohir bathin.
Seorang terkenal sangat alim suatu saat mendatangi majelis Ta'limnya Imam Malik,dia duduk berhari hari,tetap saja tidak faham dengan ilmu yang dibahas oleh imam Malik.Lalu orang itu setelah menunggu para santri pulang,mendekat kepada Imam Malik.Imam Malik ternyata sudah memahami kesulitan orang ini tanpa bertanya,dia mengatakan : Wahai saudaraku Tariklah nafasmu dengan menyebut Huwa (baca hu) dan lepaskan nafasmu dengan lafadz Allah. Lakukan setiap hari 10.000 kali selama setahun lalu datangkembali kesini.Selama engau melakukan itu gak usah membaca apapun ,kecuali solat.
Maka setahun kemudian Imam Malik salah satu pemimpin madhab ,dari 4 madhab besar yang tinggal di Madinah ,dan senantiasa berjalan kaki,karena hormatnya kepada tanah dimana dimakamkan yang ulul azmi itu,melihat ada ulama yang dulu pernah di minta berdzikir nafas.Sebelum ulama itu bertanya Sang penulis kitab Al Muwathok yang amat terkenal sebagai panduan fiqih paling runtut di dunia itu mengatakan bagaimana hasilnya.
Wahai orang yang mencintai Allah dan rosulnya,sekarang aku tidak usah bertanya lagi dan mengeryitkan jidta karena bingung dan tidak mampu menafsirlan ilmumu.Karena ketika engkau membaca hadist dan ayaat ayat alqur'an,akau langsung mengerti arti dan rahasia rahasia dari ayat tersebut.Bahkan sebelum engkau melafadzkan ayat aku sudah tahu bahwa engkau akan melafadzkan ayat yang artinya demikian demikian.... ...Pembaca yang budiman tahukah engkau siapa ulama yang demikian luar biasanya itu sehingga mampu mengerti rahasia ayat sebelum dilafadzkan seseorang ? dia adalah Ibnu Abad.Ulama sufi yang sangat zuhud dan luar biasa manaqib hidupnya karna dia selama 40 tahun solat diimami oleh rosul sendiri.padahal rosul sudah meninggal di zamannya.

Fenomena Gus Dur:
hampir 35 tahun saya menjadi sahabat Gus Dur,dan sangat intensif persahabatan kami setelah Gus Dur dilengserkan secara curang oleh lawan lawan Politiknya.Dengan dalih menggunakan dana sumbangan dari temannya di Brunai Darusalam,sebesar Rp 19 Milyar,dia diturunkan jabatannya sebagai Presiden. Dengan semena mena tanpa pembuktian hukum, beliau dilengserkan, padahalsekara
ng ini kasus bank century yang merampok Rp 6,7 trilyun atau Rp 6.700 milyar dibiarkan saja. Is Okey,saya tidak akan membahas itu dalam tulisan ini ,hanya sekedar menunjukan kedekatan saja.Barangkali juga sebenarnya saudaraku semua pernah mendengar Pasukan Berani Mati,? dengan anggota sebanyak 380.000 personil,? semua itu menunjukan hidmad yang kami tampilkan untuk sang Waliyullah bernama Abdurahman Ad Dakhil Wahid,yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur atau Abdurahman wahid saja.Nama ini 5 tahun sebelum beliau wafat,minta di abadikan sebagai nama salah satu pesantren kami yang ada di jakarta Timur.
Hampir lima tahun terakhir saya bersama dengan Kang Wahid (Kang Acun) dan Guntur Romli serta Kang Junaidi,dan Sulaiman,mendamping i beliau dalam kongkow Bareng Gus Dur.Kongkow ini di lansir oleh kantor berita 98 H,di jalan utan kayu,dan karena terasa merakyat gaya bertuturnya Gus Dur,maka kemudian ada sekitar 145 radio FM di seluruh Indonesia mengumandangkan dialog dialog segara dengan beliau.
Saudaraku,beliau masih menghafal sastra sastra arab klasik yang dikarang 100 abad lalu.bahkan buku buku kuno yang saya harus memeras otak untuk mengerti dia lalap dengan gampang dan masih mengingat detail halaman dan kutipan kakinya.Radio menjadi bagian yang yang tidak terpisahkan dengan Gus Dur.Semula kami siaran sendiri sendiri.Di Jakarta News FM,Gus dur siaran pagi dan saya siaran sore.Gus Dur tentang budaya,dan Saya tentang tasawuf dan pertanian.plus Politik.Namun setelah dianggap oleh pemerintah terlalu galak dan menusuk perasaan pemerintah akhirnya di breidel.Dan stasiun Jaks News itu di beli oleh Kompas dan diganti dengan radio yang menyiarkan onderdil mobil.hahahahahaha. sejak itu terjadi kevakuman selama hampir 2 tahun,baru kemudian menemukan kantor berita radio,98 H .Dan yang terakhir ini dua bulan menjelasng Gus Dur meninggal juga memutuskan hubungan.Karena dianggap terlalu menusuk dan mengkritisi pemerintah.

Wali Makah.
Abdurahman wahid adalah putra Sulung KH Wahid hasyim,politisi dan pahlawan nasional,yang mengatur merah putihnya negeri ini,KH Wahid Hasyim adalah Putra KH Hasyim Asy Ari,KH Hasyim Asy Ari,putra KH As Ari, KH Hasyim Asy Asy Ari juga menjadi menantu hadratusy syeikh KH Yaqub al Maki. Maka ketika mudannya KH Hasyim Asy Ari pernah tinggal di Makah dan memiliki seorang Putra sayangnya istri dan Putra beliau yang pertama meninggal di Makah.lalu beliau kembali ke tanah air.
KH Wahid Hasyim sebgai putra Ulama besar dan muncul sebagai pengganti orang tuannya di panggung panggung politik.Bahkan penguasa Jepang Laksamana Maeda,ketika akan menyerahkan kekuasaan kepada Indonesia menghubungi KH Wahid Hasyim,kemudian KH wahid Hasyim melaporkan kepada sang Ayahnda KH Hasyim Asy Ari,oleh sang ayahndanya beliau diminta mencari Soekarno dan Hatta. " Hasyim yang mengerti urusan negara itu Soekarno dan Hatta,coba kamu temui dia dan minta laksamana Maeda menyerahkan kekuasaan kepada Soekarno,bukan kepada kita.Kita mengatur agama bukan mengatur pemerintahan ,kita menggarap sesutau yang kita fahami saja."
Mungkin karena melihat Nur kewalian bapaknya yang zuhud,dan sanagat wira'i,Wahid Hasyim muda ingin memiiki anak yang menyamai bapaknya,maka sejak gus Dur dalam kandungan sampai dengan usia Gus Dur 13 tahun,KH Wahid Hasyim berpuasa untuk putranya ini.Sejak kecil sang adhakhil diajak bapaknya kemana mana bahkan ketika menghadiri konferensi Asia Afrika beliau juga mengajak Gus Dur.Dan saat itu lawan politiknya menemukan momentum yang bagus.Mobil KH Wahid hasyim di tabrak dengan mobil truk tentara yang besar,sehingga hancur berantakan,ketika berjalan dari jakarta ke Bandung.Huebatnya gus Dur tidak mati,meskipun mobilnya remuk tanpa bentuk Gus Dur bisa terlontar di rerumputan tanpa di ketahui oleh penabraknya sehingga selama sampai dewasa tidak sempat dibunuh seperti sang bapak.
Sejak itulah Gus Dur melakukan pengembaraan. Ngenger bahasa jawanya,ikut dari satu tokoh ke tokoh lain.Bahkan dalam usia 11 Tahun Gus Dur yang masih di banku SMP pernah di titipkan sang orang tua ke rumah Kiyai paling berpengaruh di kota betawi ini,Tepatnya KH Guru Marzuki,di daerah Cipinang Muara.Jakarta Timur,Gus Dur juga petnah di titipkan di KH Ali Maksum,,Rois Syuriah PBNU zaman baheula.di Krapyak yogyakarta,kemudian juga ngaji di Simbah KH Khudhori magelang,bapak KH Abdurahman Khudhori. Juga pernah ngaji di broederan daerah Kediri untuk mempelajari bahasa Belanda.
KH Mustofa Bisrri dan KH Mahfud Salatiga yang menjadi teman belajar di Mesir,di Irak dan Iran,menemukan sosok Gus Dur yang huebat luar buiasa,Dia tidak pernah menyelesaikan sekolah di luar negerinya,begiitu dosen memberikan pelajaran dan menyampaikan buku buku yang harus dibaca,maka gus dur menyelesaikan program lima tahunnya dengan 2 bulan belajar.Semua orang tidak mengerti dan tidak faham kenapa gus dur,pintar,ternyata setelah di khubur baru ketahuan bahwa gus DUIr ternyata menguasai 9 bahasa,dan memegang 28 buah gelar doktor dari universitas besar di dunia ini.
Gus Dur bukan hanya belajar,Gus Dur juga memiliki genetika dan keturunan orang hebat,selain itu gus Dur yang dawam wudlu dan tidak sdetikpun melafadkan Allahu dan lha ilaha illallah,dan tangannya uwal uwil itu menuliskan fatekhah setiap hati 1111 tulisan khatam fatekhah. Namun toh setiap saat bertemu dengan ku dia selalu berpesan untuk di doakan,setiap kali bertemu dia mengabarkan tentang alam akherat yang dia lalui bersama dengan bapak dan tokoh tokoh terdahulu. Bahwa hari hari terakhir dia bersama bingki wirawan,orang pada terkecoh.dan salah tafsir.
"Gus nejengan pernah mendengar kisah Uwais al Qorni ndak",kata beliau kepadaku dalam suatukesempatan, setelah kongkow di Hutan Kayu. Saya jawab pernah Gus. dos pundi to kataku mencoba mencari takwil.
Lha hiya,siapa yang tidak mengenal kehebatan Sayidina Umar,Sakit makrifatnya, dia saking loyalnya dia kepada nabi,saking beraninya dia membela Islam,sampai masuk barisan doa Rosul,Ya Allah besarkan Islam dengan dengan dua Umar,yaitu ; Amr bin Ash dan Umar Ibn Khottob. Tetapi dalam suatu kesempatan Rosul memeinta kepada sayidina Umar untuk menemui Uwais Al Qp\rni. Wahai Umar Temuilah Uwais Al Qorni,sampaikan salam saya dan mintalah dia mendoakan dirimu.
Padahal Uwais ini sangatlah sederhana,dan anak seorang janda dan tidak ada yang menganggap sang pemuda ini adalah ilmuwan apalagi ulama kondang. Ini lho Gus ,kalau saya bergaul dengan Bingki dan orang orang yang jauh lebih muda denganku seperti Sirait alias setan penyiar Jaks News,bukan karena karena saya menyerap ilmunya.Tetapi untuk mengaburkan pandangan orang agar saya tidak terlalu terbelenggu dengan ketatnya aturan ilmu yang saya sandang.Masak pemegang gelar doktor kok begitu,masa ulama kok begitu,gitu lho gus.
Orang dulu seperti Mbah hamid Pasuruan juga malah kadang menyaru seperti pengemis dan menggelandang kemana mana sambil merokok di pinggir pinggir pasar,dan orang tidak tahu kalau sang gelandangan itu sesungguhnya wali besar. Karena memang di kediaman beliau ada Mbah Hamid juga.
Lho kok begitu gus ,tanya saya tidak faham.Iya di dunia ini ada Malaikat fil Ardhi,malaikat Allah yang memang ditugaskan turun ke Bumi.Ini biasa di sebut dengan Rijalul Ghoib. Nah Rijalul ghoib itu belajar ngaji ke Mbah Hamid Pasuruan,maka kadang kadang si malaikat ini di minta menyaru sebagai dirinya.Dan mbah Hamid sendiri keluyuran kemana mana dengan pakaina yang se adanya agar tidak dikenali orang.
Untuk apa demikian Gus.? ya untuk mensisakan waktunya untuk Allah.kalau Ulama itu kan setiap hari didatangi tamu,cvoba bayangkan saya sendiri setiap subuh sudah ditungguin tamu ber bus bus dari berbagai daerah.Apalagi mbah Hamid Pasuruan. dengan menyaru sebagai pengemis begitu maka dia bisa berasyik masyuk dengan Allah sang kekasihnya.
Lha kalau demikian jangan jangan yang saya ajak bicara ini bukan Gus Dur yang Gus Dur,kata saya ragu dan penuh tanya. Di jawab oleh Gus Dur dengan tawanya yang lepas sembari nyeletuk,ala Gus Nuril ini gitu aja kok repot....... ......... ..........
Gus saya akan mencatat kejadian yang demikian ini sebagai iktibar,boleh nggak.
dijawab Gus Dur Boleh boleh saja.
saya muat di face book boleh
boleh saja.,,,
baiklah kalau begitu aakan saya tulis Gus Dur dan Ilmu Laduni 1..........sampai entah boleh ?
boleh boleh,sambil menutup pembnicaraannya dia ngorok ....groookkkk sungguh damai sang adhakhil ini meskipun yubuhnya renta dan di gerogoti penyakit bermacam macam,tetapi semangatnya menebar kasih sangat ajaib. ....Selamat jalan sahabatku.

Rabu, 21 April 2010

Kehebatan Rasulullah dan Jasad Beliau Sumber: TZM - TengkuZulkarnain. Net

Dalam aqidah ahlusunnah wal jamaah diyakini bahwa Rasulullah adalah manusia yang sempurnah secara lahiriyah maupun batiniyah. Beliau bukan sembarang manusia biasa. Tidak boleh mengatakan bahwa Nabi hanya seorang manusia biasa seperti manusia lain. Wajib dalam aqidah ahlusunnah wal jamaah meng-itikad- kan dan mengucapkan bahwa Nabi adalah manusia yang sempurna yang berbeda jauh dengan manusia biasa. Betapa tidak! Selain Beliau diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala ke dunia ini sebagai seorang Rasul, beliau juga diutus untuk memberikan dan mengajarkan agama kepada seluruh manusia dan jin yang tinggal di dunia ini. Lebih dari pada itu, Nabi juga diutus ke dunia ini sekaligus sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam semesta. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan tidaklah kami utuskan engkau (wahai Rasulullah), kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.” (Al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 107). Para sahabat radhiyallahu ‘anhum sangat mengetahui dan meyakini akan kemuliaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, terlebih setelah di dalam Al-Qur’an ada disebutkan oleh Allah bahwasanya Allah tidak akan mengadzab kaum muslimin selagi Rasulullah ada bersama dengan mereka sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat al-Anfal ayat 33: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” Mungkin diantara kita ada yang beranggapan bahwa yang dimaksud ‘Rasul bersama mereka’, yaitu kaum muslimin, hanya berlaku pada saat Nabi masih hidup saja, dan ketetapan itu akan berubah seiring dengan wafatnya Nabi yang mulia. Anggapan ini adalah sebuah anggapan yang keliru! Kata-kata “wa anta fihim”, ‘selagi engkau (yakni Nabi Muhammad) masih bersama mereka’, adalah memiliki makna yaitu ketika Nabi masih hidup maupun ketika Nabi sudah wafat. Tegasnya, di mana ada jasad Rasulullah yang mulia bersama-sama dengan orang-orang mukmin, maka dengan kekeramatan dan keberkatan jasad Nabi itu, kaum muslimin yang bersama dengan jasad Rasul tersebut akan terselamat dari adzab Allah juga. Dalam hal ini, Madinah al-Munawarah adalah negeri yang beruntung. Dan, kaum muslimin yang tinggal disana ikut menjadi orang yang sangat beruntung pula, sebab mereka akan terbebas sepanjang dunia terbentang, dari adzab Allah dengan berkat jasad Rasul yang mulia ada di bumi Madinah itu. Kalau tidak begitu adanya, tidak akan kaum kuffar, musuh Islam, sampai bersusah payah mengutuskan dua orang musuh Allah untuk menggali dan mencuri jasad Nabi kita yang tercinta itu, beberapa ratus tahun yang lalu….! Apalagi Nabi sudah menegaskan dalam hadis-hadis shahih bahwa Dajjal laknatullah ‘alaih saja tidak diizinkan dan tidak akan mampu memasuki kota Madinah serta membuat kerusakan di dalamnya. Kenapa bisa demikian? Tidak lain adalah karena adanya kemuliaan pada jasad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang ada di sana. Bukti lain terhadap kemuliaan jasad Nabi di kota itu adalah sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Syafi’i bahwa guru beliau tabi’in besar Imam Maliki, tidak pernah berani memijak bumi bersama dengan kuku kudanya, hanya karena sangat menghormati keberadaan jasad Nabi tercinta di bumi Madinah itu. Subhanallah….. Walhamdulillah….! Kisah Perang Hunain Abu Hamzah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan satu kisah berbunyi : Suatu hari pada saat peperangan Hunain, di mana ketika itu kaum muslimin berperang melawan Kabilah Hawazin, Ghatafan, dan sekutunya, yang datang dengan membawa ternak dan keluarga mereka yang banyak. Kabilah Hawazin ini, adalah kelompok Arab Badui yang sangat keras melawan Rasulullah dan kaum muslimin. Bahkan sampai saat ketika Mekkah telah dikuasai oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Badui Hawazin ini tetap keras kepala berperang melawan Rasul dan pasukan kaum muslimin. Saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang memerangi kaum Hawazin ini dengan 10 ribu tentara yang terdiri dari orang-orang thulaqa’ (yakni orang-orang yang baru masuk Islam dan dibebaskan dari tawanan perang oleh Rasul pada saat Fathul Makkah), yakni ketika Mekkah diduduki oleh kaum muslimin. Pada peperangan yang dahsyat itu, Badui Hawazin memberikan perlawanan yang sangat sengit. Ratusan anak panah telah mereka lepaskan ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga seperti belalang banyaknya anak panah yang menerpa tubuh Rasulullah yang mulia. Saat itu, Rasul sedang menaiki seekor baghal berwarna putih sebagai kendaraan Beliau. Alhamdulillah, dengan kemukjizatan dari Allah, ratusan anak panah yang menerjang tubuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semuanya meleset ke kanan dan ke kiri tubuh Baginda yang mulia, sehingga tidak ada sebatang anak panah pun yang mampu melukai tubuh Rasulullah. Pada saat itu kaum thulaqa’ yang berjumlah 10 ribu orang lari lintang pukang, porak poranda, serta meninggalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beserta beberapa orang Sahabat yang mulia yang masih tetap bertahan dari terjangan panah Badui Hawazin itu. Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu memanggil dua kali ke arah kanan dan arah ke kiri. Nabi saat itu berseru, “Wahai sekalian kaum Anshar…….!” Seruan itu dijawab oleh kaum Anshar dengan gairah, “Labbaik, ya Rasulallah…..! Bergembiralah, sesungguhnya kami tetap bersama engkau, wahai Rasul….!” Rasul menyeru sekali lagi ke arah kiri, “Wahai sekalian kaum Anshar…….!” Kaum Anshar yang saat itu ada di posisi kiri Nabi menjawab dengan gairah, “Labbaik, ya Rasulallah……! Bergembiralah sesungguhnya kami tetap bersama engkau, wahai Rasul…..!” Kaum Anshar tetap setia berperang bersama Rasul, dan ridak ada satupun dari mereka yang melarikan diri. Kemudian Rasulullah turun dari baghal putih tunggangannya seraya bersabda, “Aku adalah hamba dan pesuruh Allah.” Dengan izin Allah, akhirnya orang-orang musyrik Badui Hawazin, berhasil dikalahkan dan mujahid muslimin memperoleh harta rampasan perang yang banyak sekali. Tak lama kemudian Rasulullah membagi-bagikan harta rampasan perang tersebut kepada orang-orang Muhajirin dan kaum thulaqa’, yaitu orang Mekkah yang baru masuk Islam, sehingga seluruh harta rampasan perang itu habis terbagi semua itu. Tinggallah kaum Anshar yang merupakan penduduk Madinah, yang tidak menerima sedikit pun pembagian dari harta rampasan perang itu. Melihat hal ini, sabahagian para sahabat dari golongan Anshar, mulai saling berbisik sesama mereka satu dengan yang lainnya. Kata mereka, “Apabila terjadi keadaan sulit dan genting kita dipanggil oleh Rasulullah, akan tetapi apabila kemenangan telah diperoleh, Beliau membagi-bagikan harta rampasan perang itu kepada kaum kerabatnya dan bukan kepada kita.” Sikap bersungut-sungut, saling bisik, dan ketidaksenangan sebagian Sahabat dari golongan Anshar ini akhirnya sampai juga ke telinga Rasul. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan mereka dalam sebuah kemah besar, seraya bersabda, “Wahai para Sahabatku kaum Anshar. Berita apakah yang telah sampai kepada ku ini?” Saat itu tidak ada seorang pun dari kaum Anshar yang menjawab pertanyaan Nabi. Kemudian Rasulullah bersabda lagi, “Wahai kaum Anshar, apakah kalian tidak ridha apabila melihat orang-orang banyak, pulang ke rumah mereka dengan membawa harta dunia yang berlimpah, sementara kalian semua pulang ke Madinah dengan membawa utusan Allah bersama-sama dengan kamu di rumah-rumah kalian?” Saat itu kaum Anshar menjawab, “Sudah tentu kami ridha, ya Rasulallah.” Selanjutnya Rasulullah bersabda, “Sekiranya manusia melalui satu lembah, dan orang-orang Anshar melalui satu jalan yang lain dari dua bukit itu, niscaya aku Rasulullah akan mengikuti jalan yang telah dilalui orang-orang Anshar….!” Hisyam radhiyallahu ‘anhu bertanya, “Apakah engkau menyaksikan semua itu wahai Abu Hamzah?” Abu Hamzah menjawab, “Kemanakah aku akan pergi meninggalkan Baginda Nabi?” (H.R. Bukhari, lihat kitab al al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir, Jilid 4 halaman 357). Di dalam riwayat lain, Imam Ahmad menambahkan pada kisah diatas melalui jalur Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, antara lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah diri kamu merasa marah wahai Sahabat-sahabatku kaum Anshar, hanya karena harta dunia yang akan musnah itu, yang mana telah aku bagi-bagikan untuk melembutkan hati mereka orang-orang yang baru masuk Islam itu? Sementara kepada kamu aku serahkan Islam yang telah dibagikan Allah kepadaku? Apakah kamu tidak ridha……? Wahai Sahabat Anshar, sekiranya manusia semuanya pulang ke rumah masing-masing dengan membawa kambing, unta, dan harta benda dunia, sedangkan kamu pulang ke rumah dengan membawa Rasul Allah, tidakkah kamu merasa ridha…? Demi Allah yang menguasai jiwaku, sekiranya manusia mengikuti satu jalan diantara dua gunung, dan orang Anshar melalui jalan lain, pasti aku akan mengikuti jalan yang telah dilalui oleh orang-orang Anshar itu. Jika bukan karena hijrah, pastilah aku menjadi salah seorang dari kalangan kaum Anshar. Ya Allah, rahmatilah para Sahabat Anshar, anak-anak orang Anshor, cucu-cucu orang Anshor dan cucu-cicit orang Anshar.” Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu melanjutkan kisahnya, “Maka orang-orang Anshar menangis tersedu-sedu sampai air mata mereka membasahi janggut-janggut mereka.” Kemudian kaum Anshar berkata: “Kami telah ridha Allah sebagai Tuhan kami, dan kami telah ridha dengan pembagian Rasul-Nya.” Mereka pun menangis dan Rasulullah pun menangis bersama-sama mereka. Kemudian mereka pun berbalik dan kembali ke kemah mereka masing-masing.” (H.R. Imam Ahmad, dari Abu Ishaq. Lihat dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, jilid 4 halaman 358). Dari keterangan ini dapat kita lihat betapa para Sahabat lebih menghargai adanya Rasulullah beserta jasad Rasulullah yang mulia bersama mereka, daripada memilih harta dunia yang berlimpah. Harta dunia terlepas dari tangan mereka, namun bagi mereka diri Rasulullah jauh lebih utama dari semua itu. Nah, di akhir zaman ini, dimana sudah muncul sekelompok kecil umat Islam yang sudah berani mengatakan bahwa tongkat kepunyaannya lebih bermanfaat dari Rasulullah setelah wafat…..! Padahal Sahabat Nabi dan para tabi’in begitu menghargai keberadaan Rasulullah, baik di saat Beliau masih hidup maupun setelah Beliau wafat dan bersemayam di bumi Madinah yang mulia. Tidakkah kita semua menyadari kemuliaan Rasulullah dan kemuliaan jasad Rasul itu….? Wahai Allah yang membolak-balikkan hati, balikkanlah hati kami kepada kefahaman agama yang benar, sehingga kami dapat menghargai Rasulullah dan jasad Beliau yang mulia hingga dunia kiamat nanti. Amin……! Wallahu a’lam bishowab