Rabu, 19 Mei 2010

Kemuliaan Al Madinah Al Munawwarah Sumber: Madinatulilmi. Com


Kota Al Madinah Al Munawwarah juga disebut Madinatu Rasulillah atau Madinatun Nabi adalah kota suci kedua setelah Makkah Al Mukarramah. Merupakan kota yang ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Di sana terdapat makam Nabi Muhammad SAW dan Masjid Nabawi yang memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin. Dalam Hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa :

"Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) Lebih baik daripada 1000 kali shalat di tempat lainnya kecuali Masjidil Haram" (HR. Nukhari, Muslim, At Tirmidzi)

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, kota ini menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam. Dari kota ini Islam menyebar ke seluruh jazirah Arabia lalu ke seluruh dunia.
Selain dikenal sebagai kota pusat perkembangan Islam. Madinah juga merupakan pusat dari pendidikan Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. Juga banyak ulama-ulama dan Cendekiawan Islam yang muncul dari Madinah diantaranya adalah Imam Malik.

Tinjauan Sejarah

Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam dikenal dengan nama Yathsrib. Dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan di sana.
Selanjutnya kota ini menjadi pusat penerus Nabi Muhammad yang dikenal dengan pusat khalifah. Terdapat tiga Khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.
Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad.

Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena penghianatan yang dilakukan terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir keluar Madinah.
Kini Madinah bersama kota suci Mekkah dibawah pelayanan pemerintah kerajaan Arab Saudi yang merupakan pelayan kedua kota suci.

Berikut ini kami nukilkan beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam kitab Shahihnya dan ulama hadits lainnya mengenai kemuliaan kota Al Madinah Al Munawwarah.

Kesucian Kota Madinah

Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Madinah itu haram (tanah suci) dari ini sampai ini, tidak boleh dipotong (ditebang) pohonnya, dan tidak boleh dilakukan bid'ah di dalamnya. Barangsiapa yang membuat bid'ah (atau melindungi orang yang berbuat bid'ah) di dalamnya, maka ia terkena laknat Allah, malaikat, dan manusia seluruhnya."
Abu Hurairah r.a. berkata, "Seandainya saya melihat biawak memakan rumput di Madinah, niscaya saya tidak akan menghardiknya. " Nabi saw. bersabda, "Apa yang ada di antara dua batu hitam (tanda pembatas) Madinah itu diharamkan lewat lisanku." (Dalam satu riwayat: "Apa yang ada di antara dua batu hitam Madinah adalah haram.") Abu Hurairah berkata, "Nabi mendatangi bani Haritsah, lalu beliau bersabda, "Saya kira kalian wahai bani Haritsah, telah keluar dari Tanah Haram." Kemudian beliau berpaling dan bersabda, "Namun, kalian masih ada di Tanah Haram."

Keutamaan Madinah dan Bahwa Madinah Itu Melenyapkan Manusia yang Buruk-Buruk
Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Saya diperintahkan pergi ke suatu desa yang memakan desa-desa yang lain, mereka menyebutnya Yatsrib. Yaitu, Madinah, yang meniadakan manusia (yang buruk) sebagaimana ubupan (embusan tukang besi) meniadakan kotoran besi."

Orang Yang Membenci Madinah

Abu Hurairah r.a. berkata, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Mereka meninggalkan Madinah atas keadaannya yang terbaik. Ia tidak didatangi selain oleh pencari rezeki (yang beliau maksudkan adalah binatang buas dan burung). Akhir orang yang dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari (kabilah) Muzainah, yang mau ke Madinah. Keduanya berteriak memanggil-manggil kambingnya. Kemudian mereka mendapatinya telah menjadi binatang liar. Sehingga, setelah keduanya sampai di Tsaniyatul Wada', mereka tersungkur pada kedua wajahnya.'"

Iman Akan Berhimpun ke Madinah
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya iman itu berkumpul ke Madinah sebagaimana ular berkumpul di lubangnya."
Dosa Orang yang Bermaksud Berbuat Buruk terhadap Para Penghuni Kota Madinah
Sa'ad r.a. berkata, "Saya mendengar Nabi bersabda, 'Tidaklah seseorang membuat tipu daya terhadap penghuni Madinah melainkan ia akan hancur sebagaimana hancurnya garam dalam air.'"

Benteng-Benteng Kota Madinah
Usamah r.a. berkata, "Nabi naik ke salah satu benteng Madinah lalu beliau bersabda, 'Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? (Mereka menjawab, 'Tidak.' Beliau bersabda 8/89) 'Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di sela-sela rumah-rumah kamu seperti tempat tempat jatuhnya tetesan air hujan.'"

Dajjal Tidak Bisa Memasuki Kota Madinah

Abu Bakrah mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Tidaklah masuk kota Madinah ketakutan terhadap Masih ad-DaJjal, pada hari itu Madinah mempunyai tujuh buah pintu gerbang, di atas setiap pintu ada dua malaikat."
Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Pada pintu-pintu kota Madinah ada malaikat yang menyebabkan tha'un 'wabah' dan Dajjal tidak memasukinya. '"

Anas bin Malik r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Tidak ada suatu negeri kecuali akan dimasuki oleh Dajal selain kota Mekah dan Madinah yang setiap pintu gerbangnya ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya, (maka Dajjal dan wabah tha'un tidak akan dapat mendekatinya insya Allah , dan dalam satu riwayat: Dajjal datang sehingga turun di sudut kota Madinah . Kemudian Madinah menggoncang penghuninya tiga kali. Sehingga, Allah mengeluarkan seluruh orang kafir dan munafik."

Abu Sa'id al Khudri r.a. berkata, "Rasulullah menceritakan kepada kami sebuah cerita panjang tentang Dajjal. Beliau menceritakan Dajjal itu kepada kami dengan bersabda, 'Dajjal itu akan datang dan ia diharamkan masuk pintu Madinah. Lalu, ia singgah di sebagian kota Madinah yang gersang (dalam satu riwayat: di dekat Madinah).
Pada saat itu keluarlah seorang laki-laki yang merupakan sebaik-baik manusia atau dari golongan manusia yang terbaik. Ia berkata, 'Saya bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang Rasulullah telah menceritakan kepada kami tentang kamu.' Lalu Dajjal berkata, 'Bagaimana pendapatmu, jika aku matikan orang ini kemudian aku hidupkan lagi, apakah kamu masih meragukan terhadap persoalan itu?' Mereka menjawab, 'Tidak.' Kemudian ia menghidupkan lalu mematikannya. Ketika menghidupkannya, ia berkata, 'Demi Allah, saya tidak pernah dapat melihat engkau yang lebih jelas daripada yang aku lihat hari ini.' Lalu, Dajal berkata, 'Saya bunuh dia.' (Dalam satu riwayat: Lalu Dajjal hendak membunuhnya) . Namun, ia tidak diberi kekuasaan terhadapnya. "

Madinah Itu Dapat Melenyapkan Apa-Apa yang Buruk
Zaid bin Tsabit r.a. berkata, Nabi bersabda, 'Sesungguhnya kota Madinah itu adalah (negeri yang bagus), ia mengeluarkan orang-orang (dalam satu riwayat: dosa-dosa, dan dalam riwayat lain: kotoran yakni manusia-manusia kotor), sebagaimana halnya api membersihkan karat besi (dalam satu riwayat: karat perak)."

Raudhah (Taman)
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Di antara rumahku dengan mimbarku terletak sebuah raudhah (taman) dari taman-taman surga. Mimbarku itu ada di atas telagaku."
Secara bahasa "raudhah" berarti kebun atau taman. Sedangkan yang dimaksud Raudhah di sini adalah suatu tempat yang berada di antara mimbar dan makam Muhammad SAW. Tempat ini selalu digunakan oleh Nabi SAW untuk melakukan shalat sampai akhir hayat beliau. Nabi SAW bersabda :
"Dari Abi Sa'id al-Khurdri ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Tempat di antara kubur dan mimbarku ini adalah Raudhah (kebun) di antara beberapa kebun surga". (Musnad Ahmad bin Hanbal)

Karena tempat ini sangat istimewa, maka seorang di sunnahkan untuk selalu beribadah dan shalat di Raudhah Nabi SAW ini. Disebutkan, seorang muslim yang sedang berziarah ke Madinah, selama dia berada di Madinah, seyogyanya selalu melaksanakan shalat lima waktu di masjid Nabi SAW dan berniat i'tikaf setiap dia memasuki masjid Nabi SAW.
Dia juga dianjurkan untuk mendatangi Raudhah guna memperbanyak shalat dan do'a di sana karena ada hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda, "Tempat yang diantara kuburku dan mimbarku ini adalah Raudhah (kebun) diantara beberapa kebun surga". Seseoarang juga dianjurkan untuk berdo'a di depan mimbar Nabi SAW. Sesuai dengan sabda Nabi SAW, "Mimbarku ini berada di atas telagaku." (al-Hajj wa al-'Umrah Fiqhuh wa Asraruh, 237)

Dengan redaksi yang berbeda, al-Imam ar-Rabbani Yahya bin Syarf al-Nawawi dalam kitabnya Kitab al-Idhah fi Manasik al-Hajj menjelaskan, dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW bersabda, "Mimbarku ini berada di atas telagaku". Imam al-Khathabi berkata, "Maksud hadist di atas adalah bahwa 'orang yang selalu istiqamah melaksanakan ibadah di depan mimbarku, maka kelak di hari kiamat, ia akan minum air dari telagaku' ". (al-Idhah fi Manasik al-Hajj wal 'Umrah, 456)

Keistimewaan Gunung Uhud
Gunung Uhud mencintai Rasulullah SAW dan begitu juga sebaliknya.
Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya. " (Disetujui Al-Bukhari dan Muslim)
Gunung Uhud berguncang ketika Rasulullah SAW beserta para sahabat beliau ketika berdiri di atasnya

Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah mendaki gunung Uhud bersama dengan Abu Bakar r.a, Umar r.a dan Ustman r.a. Ketika itu gunung Uhud berguncang. Kemudian Rasulullah SAW menghentakkan kakinya dan bersabda :
"Diamlah kamu wahai Uhud, karena sesungguhnya berada di atas kamu adalah seorang Nabi, seorang Siddiq dan dua orang syahid" (Diriwayatkan oleh Bukhari)

Gunung Uhud adalah salah satu dari gunung-gunung di Surga.

Keutamaan Pemakaman Al-Baqi'

Area pemakaman Al-Baqi' adalah suatu area pemakaman para sahabat Nabi, Tabi'in, Tabi'ut tabi'in, dan para ulama serta orang saleh sesudahnya. Sering Nabi mengunjunginya pada waktu malam dan berdoa dan memohon ampunan untuk mereka yang dikebumikan di pemakaman ini.
- Diantara doa beliau yang diajarkan kepada kita untuk Ahli al-Baqi' :

"Kesejahteraan atas kamu wahai penghuni-penghuni Makam dari kalangan mukminin dan muslimin. Allah merahmati mereka yang terdahulu dan kemudian dari kalangan kami dan sesungguhnya kami dengan izin Allah akan mengikuti kamu"
"Kesejahteraan atas kamu tempat tinggal orang-orang yang beriman, dan telah datang pada kamu barang apa yang telah dijanjikan untukmu, kamu ditangguhkan hingga hari esok dan dengan izin Allah kami akan mengikuti kamu, wahai Allah, ampunilah penghuni-penghuni Baqi' Al-Gharqod"
- Jenazah yang dimakamkan di Baqi' akan dibangkitkan pertama di Padang Mahsyar
- 70.000 dari penghuni Baqi' dibangkitkan dan masuk Surga tanpa hisab

Jika kita simpulkan maka kota Madinah memiliki sejumlah keutamaan dan kemuliaan, antara lain :
-Tempat yang diprioritaskan penyebutan namanya dalam Al-qur'an.
-Yang menjadikan Madinah sebagai tanah haram (suci) adalah Rasulullah SAW
-Pengharaman pemburuan dan buruan di Madinah.
-Larangan memotong pohon-pohon, mencabutnya dan memungut barang yang tercecer.
-Pengharaman mengangkat senjata dan berperang di dalamnya.
-Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat hijrah Rasulullah SAW.
-Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat disemayamkannya jasad Rasulullah SAW.
-Madinah dibersihkan dari Syirik.
-Iman akan kembali ke Madinah.
-Keberkahan di Madinah dilipatgandakan.
-Dajjal tidak boleh memasuki Madinah.
-Madinah tidak akan dimasuki oleh wabah Ta'un.
- Anjuran untuk tinggal dan meninggal disana
- Tanahnya sebagai syifa’ (penyembuh)
- Para Malaikat menjaga Madinah sampai hari Kiamat.
- Madinah bermandikan cahaya pada saat kedatangan Rasulullah.
- Beribadah di Masjid nabawi dilipatgandakan pahalanya seribu kali.[]

Senin, 10 Mei 2010

Al Habib Husein Bin Abubakar Alaydrus (Habib Keramat Luar Batang)


Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus dilahirkan di Yaman Selatan, tepatnya di daerah Hadhramaut, tiga abad yang silam. Ia dilahirkan sebagai anak yatim, yang dibesarkan oleh seorang ibu dimana sehari-harinya hidup dari hasil memintal benang pada perusahaan tenun tradisional. Husein kecil sungguh hidup dalam kesederhanaan.

Setelah memasuki usia belia, sang ibu menitipkan Habib Husein pada seorang “Alim Shufi”. Disanalah ia menerima tempaan pembelajaran thariqah. Di tengah-tengah kehidupan di antara murid-murid yang lain, tampak Habib Husein memiliki perilaku dan sifat-sifat yang lebih dari teman-temannya.

Kini, Al Habib Husein telah menginjak usia dewasa. Setiap ahli thariqah senantiasa memiliki panggilan untuk melakukan hijrah, dalam rangka mensiarkan islam ke belahan bumi Allah. Untuk melaksanakan keinginan tersebut Habib Husein tidak kekurangan akal, ia bergegas menghampiri para kafilah dan musafir yang sedang melakukan jual-beli di pasar pada setiap hari Jum’at.

Setelah dipastikan mendapatkan tumpangan dari salah seorang kafilah yang hendak bertolak ke India, maka Habib Husein segera menghampiri ibunya untuk meminta ijin.

Walau dengan berat hati, seorang ibu harus melepaskan dan merelakan kepergian puteranya. Habib Husein mencoba membesarkan hati ibunya sambil berkata : “janganlah takut dan berkecil hati, apapun akan ku hadapi, senantiasa bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya ia bersama kita.” Akhirnya berangkatlah Al Habib Husein menuju daratan India.

Sampailah Al Habib Husein di sebuah kota bernama “Surati” atau lebih dikenal kota Gujarat, sedangkan penduduknya beragama Budha. Mulailah Habib Husein mensi’arkan Islam dikota tersebut dan kota-kota sekitarnya.

Kedatangan Habib Husein di kota tersebut membawa Rahmatan Lil-Alamin. Karena daerah yang asalnya kering dan tandus, kemudian dengan kebesaran Allah maka berubah menjadi daerah yang subur. Agama Islam pun tumbuh berkembang.

Hingga kini belum ditemukan sumber yang pasti berapa lama Habib Husein bermukim di India. Tidak lama kemudian ia melanjutkan misi hijrahnya menuju wilayah Asia Tenggara, hingga sampai di pulau Jawa, dan menetap di kota Batavia, sebutan kota Jakarta tempo dulu.

Batavia adalah pusat pemerintahan Belanda, dan pelabuhannya adalah Sunda Kelapa. Maka tidak heran kalau pelabuhan itu dikenal sebagai pelabuhan yang teramai dan terbesar di jamannya. Pada tahun 1736 M datanglah Al-Habib Husein bersama para pedagang dari Gujarat di pelabuhan Sunda Kelapa.

Disinilah tempat persinggahan terakhir dalam mensyiarkan Islam. Beliau mendirikan Surau sebagai pusat pengembangan ajaran Islam. Ia banyak di kunjungi bukan saja dari daerah sekitarnya, melainkan juga datang dari berbagai daerah untuk belajar Islam atau banyak juga yang datang untuk di do’akan.

Pesatnya pertumbuhan dan minat orang yang datang untuk belajar agama Islam ke Habib Husein mengundang kesinisan dari pemerintah VOC, yang di pandang akan menggangu ketertiban dan keamanan. Akhirnya Habib Husein beserta beberapa pengikut utamanya di jatuhi hukuman, dan ditahan di penjara Glodok.

Istilah karomah secara estimologi dalam bahasa arab berarti mulia, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (terbitan balai pustaka, Jakarta 1995, hal 483) menyebutkan karomah dengan keramat, diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam ajaran Islam karomah di maksudkan sebagai khariqun lil adat yang berarti kejadian luar biasa pada seseorang wali Allah. Karomah merupakan tanda-tanda kebenaran sikap dan tingkah laku seseorang, yang merupakan anugrah Allah karena ketakwaannya, berikut ini terdapat beberapa karomah yang dimiliki oleh Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus atau yang kita kenal Habib Luar Batang, seorang wali Allah yang lahir di Jasirah Arab dan telah ditakdirkan wafat di Pulau Jawa, tepatnya di Jakarta Utara.

1. Menjadi mesin pemintal

Di masa belia, ditanah kelahirannya yaitu di daerah Hadhramaut – Yaman Selatan, Habib Husein berguru pada seorang Alim Shufi. Di hari-hari libur ia pulang untuk menyambang ibunya.

Pada suatu malam ketika ia berada di rumahnya, ibu Habib Husein meminta tolong agar ia bersedia membantu mengerjakan pintalan benang yang ada di gudang. Habib Husein segera menyanggupi, dan ia segera ke gudang untuk mengerjakan apa yang di perintahkan oleh ibunya. Makan malam juga telah disediakan. Menjelang pagi hari, ibu Husein membuka pintu gudang. Ia sangat heran karena makanan yang disediakan masih utuh belum dimakan husein. Selanjutnya ia sangat kaget melihat hasil pintalan benang begitu banyaknya. Si ibu tercengang melihat kejadian ini. Dalam benaknya terpikir bagaimana mungkin hasil pemintalan benang yang seharusnya dikerjakan dalam beberapa hari, malah hanya dikerjakan kurang dari semalam, padahal Habib Husein dijumpai dalam keadaan tidur pulas disudut gudang.

Kejadian ini oleh ibunya diceritakan kepada guru thariqah yang membimbing Habib Husein. Mendengar cerita itu maka ia bertakbir sambil berucap : “ sungguh Allah berkehendak pada anakmu, untuk di perolehnya derajat yang besar disisi-Nya, hendaklah ibu berbesar hati dan jangan bertindak keras kepadanya, rahasiakanlah segala sesuatu yang terjadi pada anakmu.”

2. Menyuburkan Kota Gujarat

Hijrah pertama yang di singgahi oleh Habib Husein adalah di daratan India, tepatnya di kota Surati atau lebih dikenal Gujarat. Kehidupan kota tersebut bagaikan kota mati karena dilanda kekeringan dan wabah kolera.

Kedatangan Habib Husein di kota tersebut di sambut oleh ketua adat setempat, kemudian ia dibawa kepada kepala wilayah serta beberapa penasehat para normal, dan Habib Husein di perkenalkan sebagai titisan Dewa yang dapat menyelamatkan negeri itu dari bencana.

Habib Husein menyangupi bahwa dengan pertolongan Allah, ia akan merubah negeri ini menjadi sebuah negeri yang subur, asal dengan syarat mereka mengucapkan dua kalimat syahadat dan menerima Islam sebagai agamanya. Syarat tersebut juga mereka sanggupi dan berbondong-bondong warga di kota itu belajar agama Islam.

Akhirnya mereka di perintahkan untuk membangun sumur dan sebuah kolam. Setelah pembangunan keduanya di selesaikan, maka dengan kekuasaan Allah turun hujan yang sangat lebat, membasahi seluruh daratan yang tandus. Sejak itu pula tanah yang kering berubah menjadi subur. Sedangkan warga yang terserang wabah penyakit dapat sembuh, dengan cara mandi di kolam buatan tersebut. Dengan demikian kota yang dahulunya mati, kini secara berangsur-angsur kehidupan masyarakatnya menjadi sejahtera.

3. Mengislamkan tawanan

Setelah tatanan kehidupan masyarakat Gujarat berubah dari kehidupan yang kekeringan dan hidup miskin menjadi subur serta masyarakatnya hidup sejahtera, maka Habib Husein melanjutkan hijrahnya ke daratan Asia Tenggara untuk tetap mensiarkan Islam. Beliau menuju pulau Jawa, dan akhirnya menetap di Batavia. Pada masa itu hidup dalam jajahan pemerintahan VOC Belanda.

Pada suatu malam Habib Husein dikejutkan oleh kedatangan seorang yang berlari padanya karena di kejar oleh tentara VOC. Dengan pakaian basah kuyub ia meminta perlindungan karena akan dikenakan hukuman mati. Ia adalah tawanan dari sebuah kapal dagang Tionghoa.

Keesokan harinya datanglah pasukan tentara berkuda VOC ke rumah Habib Husein untuk menangkap tawanan yang dikejarnya. Beliau tetap melindungi tawanan tersebut, sambil berkata : “Aku akan melindungi tawanan ini dan aku adalah jaminannya.”

Rupanya ucapan tersebut sangat di dengar oleh pasukan VOC. Semua menundukkan kepala dan akhirnya pergi, sedangkan tawanan Tionghoa itu sangat berterima kasih, sehingga akhirnya ia memeluk Islam.

4. Menjadi Imam di Penjara

Dalam masa sekejab telah banyak orang yang datang untuk belajar agama Islam. Rumah Habib Husein banyak dikunjungi para muridnya dan masyarakat luas. Hilir mudiknya umat yang datang membuat penguasa VOC menjadi khawatir akan menggangu keamanan. Akhirnya Habib Husein beserta beberapa pengikut utamanya ditangkap dan di masukan ke penjara Glodok. Bangunan penjara itu juga dikenal dengan sebutan “Seksi Dua.”

Rupanya dalam tahanan Habib Husein ditempatkan dalam kamar terpisah dan ruangan yang sempit, sedangkan pengikutnya ditempatkan di ruangan yang besar bersama tahanan yang lain.

Polisi penjara dibuat terheran-heran karena ditengah malam melihat Habib Husein menjadi imam di ruangan yang besar, memimpin shalat bersama-sama para pengikutnya. Hingga menjelang subuh masyarakat di luar pun ikut bermakmum. Akan tetapi anehnya dalam waktu yang bersamaan pula polisi penjara tersebut melihat Habib Husein tidur nyenyak di kamar ruangan yang sempit itu, dalam keadaan tetap terkunci.

Kejadian tersebut berkembang menjadi buah bibir dikalangan pemerintahan VOC. Dengan segala pertimbangan akhirnya pemerintah Belanda meminta maaf atas penahanan tersebut, Habib Husein beserta semua pengikutnya dibebaskan dari tahanan.

5. Si Sinyo menjadi Gubernur

Pada suatu hari Habib Husein dengan ditemani oleh seorang mualaf Tionghoa yang telah berubah nama Abdul Kadir duduk berteduh di daerah Gambir. Disaat mereka beristirahat lewatlah seorang Sinyo (anak Belanda) dan mendekat ke Habib Husein. Dengan seketika Habib Husein menghentakan tangannya ke dada anak Belanda tersebut. Si Sinyo kaget dan berlari ke arah pembantunya.

Dengan cepat Habib Husein meminta temannya untuk menghampiri pembantu anak Belanda tersebut, untuk menyampaikan pesan agar disampaikan kepada majikannya, bahwa kelak anak ini akan menjadi seorang pembesar di negeri ini.

Seiring berjalannya waktu, anak Belanda itu melanjutkan sekolah tinggi di negeri Belanda. Kemudian setelah lulus ia di percaya di angkat menjadi Gubernur Batavia.

6. Cara Berkirim Uang

Gubernur Batavia yang pada masa kecilnya telah diramal oleh Habib Husein bahwa kelak akan menjadi orang besar di negeri ini, ternyata memang benar adanya. Rupanya Gubernur muda itu menerima wasiat dari ayahnya yang baru saja meninggal dunia. Di wasiatkan kalau memang apa yang dikatakan Habib Husein menjadi kenyataan diminta agar ia membalas budi dan jangan melupakan jasa Habib Husein.

Akhirnya Gubernur Batavia menghadiahkan beberapa karung uang kepada Habib Husein. Uang itu diterimanya, tetapi dibuangnya ke laut. Demikian pula setiap pemberian uang berikutnya, Habib Husein selalu menerimanya, tetapi juga dibuangnya ke laut. Gubernur yang memberi uang menjadi penasaran dan akhirnya bertanya mengapa uang pemberiannya selalu di buang ke laut. Dijawabnya oleh Habib Husein bahwa uang tersebut dikirimkan untuk ibunya ke Yaman.

Gubernur itu dibuatnya penasaran, akhirnya diperintahkan penyelam untuk mencari karung uang yang di buang ke laut, walhasil tak satu keeping uang pun diketemukan. Selanjutnya Gubernur Batavia tetap berupaya untuk membuktikan kebenaran kejadian ganjil tersebut, maka ia mengutus seorang ajudan ke negeri Yaman untuk bertemu dan menanyakan kepada ibu Habib Husein.

Sekembalinya dari Yaman, ajudan Gubernur tersebut melaporkan bahwa benar adanya. Ibu Habib Husein telah menerima sejumlah uang yang di buang ke laut tersebut pada hari dan tanggal yang sama.

7. Kampung Luar Batang

Makam+Luar+Batang Al Habib Husein Bin Abubakar Alaydrus (Habib Keramat Luar Batang)Gubernur Batavia sangat penuh perhatian kepada Habib Husein. Ia menanyakan apa keinginan Habib Husein. Jawabnya : “Saya tidak mengharapkan apapun dari tuan.” Akan tetapi Gubernur itu sangat bijak, dihadiahkanlah sebidang tanah di kampung baru, sebagai tempat tinggal dan peristirahatan yang terakhir.

Habib Husein telah di panggil dalam usia muda, ketika berumur kurang lebih 30-40 tahun. Meninggal pada hari kamis tanggal 17 Ramadhan 1169 atau bertepatan tanggal 27 Juni 1756 M. sesuai dengan peraturan pada masa itu bahwa setiap orang asing harus di kuburkan di pemakaman khusus yang terletak di Tanah Abang.

Sebagai mana layaknya, jenasah Habib Husein di usung dengan kurung batang (keranda). Ternyata sesampainya di pekuburan jenasa Habib Husein tidak ada dalam kurung batang. Anehnya jenasah Habib Husein kembali berada di tempat tinggal semula. Dalam bahasa lain jenasah Habib Husein keluar dari kurung batang, pengantar jenasah mencoba kembali mengusung jenasah Habib Husein ke pekuburan yang dimaksud, namun demikian jenasah Habib Husein tetap saja keluar dan kembali ke tempat tinggal semula.

Akhirnya para pengantar jenasah memahami dan bersepakat untuk memakamkan jenasa Habib Husein di tempat yang merupakan tempat rumah tinggalnya sendiri. Kemudian orang menyebutnya “Kampung Baru Luar Batang” dan kini dikenal sebagai “Kampung Luar Batang.”

Catatan :

Pengalaman masa lampau, tersiar khabar bahwa Al-Habib Husein membuang sejumlah uang ke laut di daerah “Pasar Ikan”. Tidak henti-hentinya para pengunjung menyelami tempat itu. Dengan bukti nyata, mereka mendapatkannya, sedangkan pada waktu itu, untuk dapat bekerja masih sukar di peroleh. Satu-satunya mata pencaharian yang mudah dikerjakan ialah, menyelam di laut. Dengan demikian, bangkitlah keramaian dikawasan kota tersebut, sehingga timbullah istilah “Mencari Duit ke Kota”

Penutup

1. Perayaan-perayaan tahunan di Makam Keramat Luar Batang.

a. Perayaan/peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, pada minggu terakhir di bulan Rabi’ul Awwal.

b. Perayaan/peringatan haulnya Al-Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus Keramat Luar Batang pada minggu terakhir di bulan Syawal.

c. Perayaan “akhir ziarah” pada bulan Sya’ban, yaitu pada 3 (tiga) hari atau 7 (tujuh) hari menjelang bulan suci Ramadhan.

2. Sumber Riwayat ini di peroleh dari :

a. Nara Sumber, sesepuh keluarga Al-Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus ialah Almarhumah Syarifah Muznah binti Husein Alaydus, kakak kandung Al-Habib Abu Bakar bin Husein Alaydrus, diceritakan kembali oleh penulis, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan Maghfirah-Nya….Amiin.

b. Diktat sejarah Kampung Luar Batang, oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta/Dinas Museum dan Sejarah, 1982/1983.

Minggu, 25 April 2010

Gus Dur dan Ilmu Ladunni (2)

Nur ala Nur,Dalam tapak tapak ghaib;

Maha suci Allah yang menghiasi hati hamba nya yang khusus dengan cahaya kewalian,dan solawat serta salam bagi sang khoirul anam sumber Laduni yang tiada terperi.Nabi tak pernah belajar dan tak pernah sekolah sehingga dikenal dengan laqoban (julukan) ummi.Namun julukan buta huruf ini tidak membuat beliau canggung bahkan menunjukan kemurnian wahyu Allah.
Maka yang barang siapa dalam solat subuhnya membaca solawat ummi,"Allahuma sholi ala sayidina Muhammadin nabiyi umiyi wa ala alihi wasohbihi wa salim, dia akan mendapatkan syafaat tidak pernah tersentuh oleh panasnya api neraka.
salah seorang teman seperjalananku dari pertama melihatku di bandara A Yani semarang,sampai menaiki tangga pesawat yang akan terbang ke Jakarta memperhatikan gerak geriku.Saya hanya tersenyum,hal semacam ini biasa saya alami.Bukan bermaksud GR ,karena memang penampilanku sangat berbeda,orang bilang saya seperti pemburu hantu.Bahkan ketika saya ceramah di Pandeglang Banten,santri santri abah Aceng, putra Abuya Dimyati pada keluar minta salim denganku karena menganggap ,saya ini Imam Samodra hahahahahahaha .Padahal TV memberitakan Imam samodra sudah di eksekusi.ah saya melanjutkan perenungan setelah duduk di kursi pesawat.Lumayan batinku satu jam bisa menelesaikan dzikir solawat harianku.
Teman seperjalananku itu ternyata tidak men sia siakan kesempatan ,sebelum saya tenggelam dalam kelembutan dzikir yang mampu mengeluarkan energi luar biasa,sehingga menembus arasy dan laukhul mahfud,sang teman yang berjenggot pendek dan celana komprang ini mengatakan :
Gus Nuril sungguh saya tidak mengerti dengan tulisan ilmu laduni njenengan di face book kemarin.
Weeee laadalah,jawabku dalam hati.
Karena saya memang tidak percaya pada ilmu laduni.tambahnya bersemangat membuka diskusi
Wah gak bisa dzikir nih,baiklah akan saya jelaskan si"Ulama trans Nasional" meminjam istilah Gus Dur menamai ulama ulama muda yang bartu lulus sekolah di qatar,madinah dan mesir.dan akhirnya terbawa faham wahabi. yang biasa bawa kompor ke masjid masjid ini.
Memang banyak orang yang tidak percaya,belum percaya dan sama sekali tdk mungkin mempercayai, terhadap ilmu khusus yang diberikan Allah lewat cahaya kewalian kepada para ahlit thoriqoh dan ahlus sufi ini.
Padahal ilmu laduni lebih kuat dan lebih kuat gambarannya dibanding ilmu ilmu lain yang dipelajari manusia di kelas atau lewat buku.
"Sungguh saya tidak kuasa menggambarkan dan membayangkan bahkan memahami apa itu ilmu Ladun ,yang diperoleh dari pemikiran dan periwayatan tanpa belajar dan berusaha"
saya hanya tertawa,kadang memang oang tidak berfikir bahwa di hidup memiliki jiwa,dan jiwa itu adalah gaib,tanpa meminta seonggok daging yang teraliri darah serta berasal dari nutfah atau air mani yang menempel di diding rahim ibunya itu tiba tiba memiliki telinga,dan sang bayi setelah genap 4 bulan kemudian tanpa menulis surat yang berisi permintaan kepada malaikat Jibril,atau Mikhail, Allah meniupkan ruh Nya .maka hiduplah daging itu dengan jiwa dan Ruh Allah.Apakah Ruh Allah itu tidak ghaib.?? Dan Ruh Allah itu ghaib dan mahluq ghaib seperti setan dan malaikat tidak pernah melihat Ruh nya sendiri.Dan Ruh ini bahkan tidak dipelajari,sehingga tidak butuh pemikiran dan periwayatan.
Memang benar yang dia kemukakan adalah ilmu Fiqih dan tafsir al Qur'an dan ilmu kalam semata,dia tidak menyadari benar bahwa dirinya ditempeli oleh jantung yang gerak jantung itu sama sekali tidak terpengaruh oleh komando otak,tetapi bergerak sendiri.Lalu siapa yang menggerakan. ?
Maka Allah seolah menjawab kebingungan kita semua dengan berfirman; Wayas alunaka anil ruhi,quli Ruhu min amri Robbi,wama utitum minal ilmu ila qolilan (qs Al Issro' ;85) " Wahai muhammad kalau ada orang yang bertanya tentang Ruh,jawablah Itu urusan Robb ku,dan aku hanya diberikan ilmu sangat sedikit.
Tetapi tidak ada ilmu ilmu yang diperoleh kecuali dengan belajar dan mencermati .tambahnya lagi,tidak faham juga.
saya jawab Benar,lalau bagaimana mengetahui ilmu tafsir ,padahal alqur'an adalah samodra yang sangat luas dan mencakup segala persoalan. Bahkan jika lautan di jadikan tintanya dan daratan serta tetumbnuhan dijadikan pena dan kertasnnya tidak mungkin menuliskan ilmu Allah yang ada dalam alqur'an mushaf atau alqur'an yang tidak tertulis.Inna fi kholqis sama wati wal ardhi......
Sebenarnya tafsir bukan hanya yang ditulis oleh Al Qusyairy,Al Tsa Laby,dan al Mawardi dan mufasir lainnya,ada juga tafsir sufistikyang di tulis oleh Al Imam Al Sullamy,beliau mengumpulkan kata kata hikmah yang ada dalam buku tafsirnya.Tetapi sungguh Rosulullah mengingatkan kita jangan berdebat tentang ilmu tanpa mengenal siapa yang diajak debat,karena hanya akan menghasilkan fitnah,musti kembali kepada alqur'an dan hadis Nabi.Karena bagaimana mungkin orang yang belum pernah minum kopi diajak bercerita tentang tasa kopi Tugu Luwak,Kapal Api atau tora bika bahkan kopi ajgung gilingan yu yenm di desa toroh Purwodadi jawa Tengah ? maka orang yang belum mereguk manisnya hakekat sangatlah tidak mungkin merasakan nikmatnya ma'rifat.Sudah beranjak dari bagian bagian ilmu,tongkatan, pasal pasal hakikat,dhohir bathin.
Seorang terkenal sangat alim suatu saat mendatangi majelis Ta'limnya Imam Malik,dia duduk berhari hari,tetap saja tidak faham dengan ilmu yang dibahas oleh imam Malik.Lalu orang itu setelah menunggu para santri pulang,mendekat kepada Imam Malik.Imam Malik ternyata sudah memahami kesulitan orang ini tanpa bertanya,dia mengatakan : Wahai saudaraku Tariklah nafasmu dengan menyebut Huwa (baca hu) dan lepaskan nafasmu dengan lafadz Allah. Lakukan setiap hari 10.000 kali selama setahun lalu datangkembali kesini.Selama engau melakukan itu gak usah membaca apapun ,kecuali solat.
Maka setahun kemudian Imam Malik salah satu pemimpin madhab ,dari 4 madhab besar yang tinggal di Madinah ,dan senantiasa berjalan kaki,karena hormatnya kepada tanah dimana dimakamkan yang ulul azmi itu,melihat ada ulama yang dulu pernah di minta berdzikir nafas.Sebelum ulama itu bertanya Sang penulis kitab Al Muwathok yang amat terkenal sebagai panduan fiqih paling runtut di dunia itu mengatakan bagaimana hasilnya.
Wahai orang yang mencintai Allah dan rosulnya,sekarang aku tidak usah bertanya lagi dan mengeryitkan jidta karena bingung dan tidak mampu menafsirlan ilmumu.Karena ketika engkau membaca hadist dan ayaat ayat alqur'an,akau langsung mengerti arti dan rahasia rahasia dari ayat tersebut.Bahkan sebelum engkau melafadzkan ayat aku sudah tahu bahwa engkau akan melafadzkan ayat yang artinya demikian demikian.... ...Pembaca yang budiman tahukah engkau siapa ulama yang demikian luar biasanya itu sehingga mampu mengerti rahasia ayat sebelum dilafadzkan seseorang ? dia adalah Ibnu Abad.Ulama sufi yang sangat zuhud dan luar biasa manaqib hidupnya karna dia selama 40 tahun solat diimami oleh rosul sendiri.padahal rosul sudah meninggal di zamannya.

Fenomena Gus Dur:
hampir 35 tahun saya menjadi sahabat Gus Dur,dan sangat intensif persahabatan kami setelah Gus Dur dilengserkan secara curang oleh lawan lawan Politiknya.Dengan dalih menggunakan dana sumbangan dari temannya di Brunai Darusalam,sebesar Rp 19 Milyar,dia diturunkan jabatannya sebagai Presiden. Dengan semena mena tanpa pembuktian hukum, beliau dilengserkan, padahalsekara
ng ini kasus bank century yang merampok Rp 6,7 trilyun atau Rp 6.700 milyar dibiarkan saja. Is Okey,saya tidak akan membahas itu dalam tulisan ini ,hanya sekedar menunjukan kedekatan saja.Barangkali juga sebenarnya saudaraku semua pernah mendengar Pasukan Berani Mati,? dengan anggota sebanyak 380.000 personil,? semua itu menunjukan hidmad yang kami tampilkan untuk sang Waliyullah bernama Abdurahman Ad Dakhil Wahid,yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur atau Abdurahman wahid saja.Nama ini 5 tahun sebelum beliau wafat,minta di abadikan sebagai nama salah satu pesantren kami yang ada di jakarta Timur.
Hampir lima tahun terakhir saya bersama dengan Kang Wahid (Kang Acun) dan Guntur Romli serta Kang Junaidi,dan Sulaiman,mendamping i beliau dalam kongkow Bareng Gus Dur.Kongkow ini di lansir oleh kantor berita 98 H,di jalan utan kayu,dan karena terasa merakyat gaya bertuturnya Gus Dur,maka kemudian ada sekitar 145 radio FM di seluruh Indonesia mengumandangkan dialog dialog segara dengan beliau.
Saudaraku,beliau masih menghafal sastra sastra arab klasik yang dikarang 100 abad lalu.bahkan buku buku kuno yang saya harus memeras otak untuk mengerti dia lalap dengan gampang dan masih mengingat detail halaman dan kutipan kakinya.Radio menjadi bagian yang yang tidak terpisahkan dengan Gus Dur.Semula kami siaran sendiri sendiri.Di Jakarta News FM,Gus dur siaran pagi dan saya siaran sore.Gus Dur tentang budaya,dan Saya tentang tasawuf dan pertanian.plus Politik.Namun setelah dianggap oleh pemerintah terlalu galak dan menusuk perasaan pemerintah akhirnya di breidel.Dan stasiun Jaks News itu di beli oleh Kompas dan diganti dengan radio yang menyiarkan onderdil mobil.hahahahahaha. sejak itu terjadi kevakuman selama hampir 2 tahun,baru kemudian menemukan kantor berita radio,98 H .Dan yang terakhir ini dua bulan menjelasng Gus Dur meninggal juga memutuskan hubungan.Karena dianggap terlalu menusuk dan mengkritisi pemerintah.

Wali Makah.
Abdurahman wahid adalah putra Sulung KH Wahid hasyim,politisi dan pahlawan nasional,yang mengatur merah putihnya negeri ini,KH Wahid Hasyim adalah Putra KH Hasyim Asy Ari,KH Hasyim Asy Ari,putra KH As Ari, KH Hasyim Asy Asy Ari juga menjadi menantu hadratusy syeikh KH Yaqub al Maki. Maka ketika mudannya KH Hasyim Asy Ari pernah tinggal di Makah dan memiliki seorang Putra sayangnya istri dan Putra beliau yang pertama meninggal di Makah.lalu beliau kembali ke tanah air.
KH Wahid Hasyim sebgai putra Ulama besar dan muncul sebagai pengganti orang tuannya di panggung panggung politik.Bahkan penguasa Jepang Laksamana Maeda,ketika akan menyerahkan kekuasaan kepada Indonesia menghubungi KH Wahid Hasyim,kemudian KH wahid Hasyim melaporkan kepada sang Ayahnda KH Hasyim Asy Ari,oleh sang ayahndanya beliau diminta mencari Soekarno dan Hatta. " Hasyim yang mengerti urusan negara itu Soekarno dan Hatta,coba kamu temui dia dan minta laksamana Maeda menyerahkan kekuasaan kepada Soekarno,bukan kepada kita.Kita mengatur agama bukan mengatur pemerintahan ,kita menggarap sesutau yang kita fahami saja."
Mungkin karena melihat Nur kewalian bapaknya yang zuhud,dan sanagat wira'i,Wahid Hasyim muda ingin memiiki anak yang menyamai bapaknya,maka sejak gus Dur dalam kandungan sampai dengan usia Gus Dur 13 tahun,KH Wahid Hasyim berpuasa untuk putranya ini.Sejak kecil sang adhakhil diajak bapaknya kemana mana bahkan ketika menghadiri konferensi Asia Afrika beliau juga mengajak Gus Dur.Dan saat itu lawan politiknya menemukan momentum yang bagus.Mobil KH Wahid hasyim di tabrak dengan mobil truk tentara yang besar,sehingga hancur berantakan,ketika berjalan dari jakarta ke Bandung.Huebatnya gus Dur tidak mati,meskipun mobilnya remuk tanpa bentuk Gus Dur bisa terlontar di rerumputan tanpa di ketahui oleh penabraknya sehingga selama sampai dewasa tidak sempat dibunuh seperti sang bapak.
Sejak itulah Gus Dur melakukan pengembaraan. Ngenger bahasa jawanya,ikut dari satu tokoh ke tokoh lain.Bahkan dalam usia 11 Tahun Gus Dur yang masih di banku SMP pernah di titipkan sang orang tua ke rumah Kiyai paling berpengaruh di kota betawi ini,Tepatnya KH Guru Marzuki,di daerah Cipinang Muara.Jakarta Timur,Gus Dur juga petnah di titipkan di KH Ali Maksum,,Rois Syuriah PBNU zaman baheula.di Krapyak yogyakarta,kemudian juga ngaji di Simbah KH Khudhori magelang,bapak KH Abdurahman Khudhori. Juga pernah ngaji di broederan daerah Kediri untuk mempelajari bahasa Belanda.
KH Mustofa Bisrri dan KH Mahfud Salatiga yang menjadi teman belajar di Mesir,di Irak dan Iran,menemukan sosok Gus Dur yang huebat luar buiasa,Dia tidak pernah menyelesaikan sekolah di luar negerinya,begiitu dosen memberikan pelajaran dan menyampaikan buku buku yang harus dibaca,maka gus dur menyelesaikan program lima tahunnya dengan 2 bulan belajar.Semua orang tidak mengerti dan tidak faham kenapa gus dur,pintar,ternyata setelah di khubur baru ketahuan bahwa gus DUIr ternyata menguasai 9 bahasa,dan memegang 28 buah gelar doktor dari universitas besar di dunia ini.
Gus Dur bukan hanya belajar,Gus Dur juga memiliki genetika dan keturunan orang hebat,selain itu gus Dur yang dawam wudlu dan tidak sdetikpun melafadkan Allahu dan lha ilaha illallah,dan tangannya uwal uwil itu menuliskan fatekhah setiap hati 1111 tulisan khatam fatekhah. Namun toh setiap saat bertemu dengan ku dia selalu berpesan untuk di doakan,setiap kali bertemu dia mengabarkan tentang alam akherat yang dia lalui bersama dengan bapak dan tokoh tokoh terdahulu. Bahwa hari hari terakhir dia bersama bingki wirawan,orang pada terkecoh.dan salah tafsir.
"Gus nejengan pernah mendengar kisah Uwais al Qorni ndak",kata beliau kepadaku dalam suatukesempatan, setelah kongkow di Hutan Kayu. Saya jawab pernah Gus. dos pundi to kataku mencoba mencari takwil.
Lha hiya,siapa yang tidak mengenal kehebatan Sayidina Umar,Sakit makrifatnya, dia saking loyalnya dia kepada nabi,saking beraninya dia membela Islam,sampai masuk barisan doa Rosul,Ya Allah besarkan Islam dengan dengan dua Umar,yaitu ; Amr bin Ash dan Umar Ibn Khottob. Tetapi dalam suatu kesempatan Rosul memeinta kepada sayidina Umar untuk menemui Uwais Al Qp\rni. Wahai Umar Temuilah Uwais Al Qorni,sampaikan salam saya dan mintalah dia mendoakan dirimu.
Padahal Uwais ini sangatlah sederhana,dan anak seorang janda dan tidak ada yang menganggap sang pemuda ini adalah ilmuwan apalagi ulama kondang. Ini lho Gus ,kalau saya bergaul dengan Bingki dan orang orang yang jauh lebih muda denganku seperti Sirait alias setan penyiar Jaks News,bukan karena karena saya menyerap ilmunya.Tetapi untuk mengaburkan pandangan orang agar saya tidak terlalu terbelenggu dengan ketatnya aturan ilmu yang saya sandang.Masak pemegang gelar doktor kok begitu,masa ulama kok begitu,gitu lho gus.
Orang dulu seperti Mbah hamid Pasuruan juga malah kadang menyaru seperti pengemis dan menggelandang kemana mana sambil merokok di pinggir pinggir pasar,dan orang tidak tahu kalau sang gelandangan itu sesungguhnya wali besar. Karena memang di kediaman beliau ada Mbah Hamid juga.
Lho kok begitu gus ,tanya saya tidak faham.Iya di dunia ini ada Malaikat fil Ardhi,malaikat Allah yang memang ditugaskan turun ke Bumi.Ini biasa di sebut dengan Rijalul Ghoib. Nah Rijalul ghoib itu belajar ngaji ke Mbah Hamid Pasuruan,maka kadang kadang si malaikat ini di minta menyaru sebagai dirinya.Dan mbah Hamid sendiri keluyuran kemana mana dengan pakaina yang se adanya agar tidak dikenali orang.
Untuk apa demikian Gus.? ya untuk mensisakan waktunya untuk Allah.kalau Ulama itu kan setiap hari didatangi tamu,cvoba bayangkan saya sendiri setiap subuh sudah ditungguin tamu ber bus bus dari berbagai daerah.Apalagi mbah Hamid Pasuruan. dengan menyaru sebagai pengemis begitu maka dia bisa berasyik masyuk dengan Allah sang kekasihnya.
Lha kalau demikian jangan jangan yang saya ajak bicara ini bukan Gus Dur yang Gus Dur,kata saya ragu dan penuh tanya. Di jawab oleh Gus Dur dengan tawanya yang lepas sembari nyeletuk,ala Gus Nuril ini gitu aja kok repot....... ......... ..........
Gus saya akan mencatat kejadian yang demikian ini sebagai iktibar,boleh nggak.
dijawab Gus Dur Boleh boleh saja.
saya muat di face book boleh
boleh saja.,,,
baiklah kalau begitu aakan saya tulis Gus Dur dan Ilmu Laduni 1..........sampai entah boleh ?
boleh boleh,sambil menutup pembnicaraannya dia ngorok ....groookkkk sungguh damai sang adhakhil ini meskipun yubuhnya renta dan di gerogoti penyakit bermacam macam,tetapi semangatnya menebar kasih sangat ajaib. ....Selamat jalan sahabatku.

Rabu, 21 April 2010

Kehebatan Rasulullah dan Jasad Beliau Sumber: TZM - TengkuZulkarnain. Net

Dalam aqidah ahlusunnah wal jamaah diyakini bahwa Rasulullah adalah manusia yang sempurnah secara lahiriyah maupun batiniyah. Beliau bukan sembarang manusia biasa. Tidak boleh mengatakan bahwa Nabi hanya seorang manusia biasa seperti manusia lain. Wajib dalam aqidah ahlusunnah wal jamaah meng-itikad- kan dan mengucapkan bahwa Nabi adalah manusia yang sempurna yang berbeda jauh dengan manusia biasa. Betapa tidak! Selain Beliau diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala ke dunia ini sebagai seorang Rasul, beliau juga diutus untuk memberikan dan mengajarkan agama kepada seluruh manusia dan jin yang tinggal di dunia ini. Lebih dari pada itu, Nabi juga diutus ke dunia ini sekaligus sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam semesta. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan tidaklah kami utuskan engkau (wahai Rasulullah), kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.” (Al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 107). Para sahabat radhiyallahu ‘anhum sangat mengetahui dan meyakini akan kemuliaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, terlebih setelah di dalam Al-Qur’an ada disebutkan oleh Allah bahwasanya Allah tidak akan mengadzab kaum muslimin selagi Rasulullah ada bersama dengan mereka sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat al-Anfal ayat 33: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” Mungkin diantara kita ada yang beranggapan bahwa yang dimaksud ‘Rasul bersama mereka’, yaitu kaum muslimin, hanya berlaku pada saat Nabi masih hidup saja, dan ketetapan itu akan berubah seiring dengan wafatnya Nabi yang mulia. Anggapan ini adalah sebuah anggapan yang keliru! Kata-kata “wa anta fihim”, ‘selagi engkau (yakni Nabi Muhammad) masih bersama mereka’, adalah memiliki makna yaitu ketika Nabi masih hidup maupun ketika Nabi sudah wafat. Tegasnya, di mana ada jasad Rasulullah yang mulia bersama-sama dengan orang-orang mukmin, maka dengan kekeramatan dan keberkatan jasad Nabi itu, kaum muslimin yang bersama dengan jasad Rasul tersebut akan terselamat dari adzab Allah juga. Dalam hal ini, Madinah al-Munawarah adalah negeri yang beruntung. Dan, kaum muslimin yang tinggal disana ikut menjadi orang yang sangat beruntung pula, sebab mereka akan terbebas sepanjang dunia terbentang, dari adzab Allah dengan berkat jasad Rasul yang mulia ada di bumi Madinah itu. Kalau tidak begitu adanya, tidak akan kaum kuffar, musuh Islam, sampai bersusah payah mengutuskan dua orang musuh Allah untuk menggali dan mencuri jasad Nabi kita yang tercinta itu, beberapa ratus tahun yang lalu….! Apalagi Nabi sudah menegaskan dalam hadis-hadis shahih bahwa Dajjal laknatullah ‘alaih saja tidak diizinkan dan tidak akan mampu memasuki kota Madinah serta membuat kerusakan di dalamnya. Kenapa bisa demikian? Tidak lain adalah karena adanya kemuliaan pada jasad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang ada di sana. Bukti lain terhadap kemuliaan jasad Nabi di kota itu adalah sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Syafi’i bahwa guru beliau tabi’in besar Imam Maliki, tidak pernah berani memijak bumi bersama dengan kuku kudanya, hanya karena sangat menghormati keberadaan jasad Nabi tercinta di bumi Madinah itu. Subhanallah….. Walhamdulillah….! Kisah Perang Hunain Abu Hamzah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan satu kisah berbunyi : Suatu hari pada saat peperangan Hunain, di mana ketika itu kaum muslimin berperang melawan Kabilah Hawazin, Ghatafan, dan sekutunya, yang datang dengan membawa ternak dan keluarga mereka yang banyak. Kabilah Hawazin ini, adalah kelompok Arab Badui yang sangat keras melawan Rasulullah dan kaum muslimin. Bahkan sampai saat ketika Mekkah telah dikuasai oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Badui Hawazin ini tetap keras kepala berperang melawan Rasul dan pasukan kaum muslimin. Saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang memerangi kaum Hawazin ini dengan 10 ribu tentara yang terdiri dari orang-orang thulaqa’ (yakni orang-orang yang baru masuk Islam dan dibebaskan dari tawanan perang oleh Rasul pada saat Fathul Makkah), yakni ketika Mekkah diduduki oleh kaum muslimin. Pada peperangan yang dahsyat itu, Badui Hawazin memberikan perlawanan yang sangat sengit. Ratusan anak panah telah mereka lepaskan ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga seperti belalang banyaknya anak panah yang menerpa tubuh Rasulullah yang mulia. Saat itu, Rasul sedang menaiki seekor baghal berwarna putih sebagai kendaraan Beliau. Alhamdulillah, dengan kemukjizatan dari Allah, ratusan anak panah yang menerjang tubuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semuanya meleset ke kanan dan ke kiri tubuh Baginda yang mulia, sehingga tidak ada sebatang anak panah pun yang mampu melukai tubuh Rasulullah. Pada saat itu kaum thulaqa’ yang berjumlah 10 ribu orang lari lintang pukang, porak poranda, serta meninggalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beserta beberapa orang Sahabat yang mulia yang masih tetap bertahan dari terjangan panah Badui Hawazin itu. Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu memanggil dua kali ke arah kanan dan arah ke kiri. Nabi saat itu berseru, “Wahai sekalian kaum Anshar…….!” Seruan itu dijawab oleh kaum Anshar dengan gairah, “Labbaik, ya Rasulallah…..! Bergembiralah, sesungguhnya kami tetap bersama engkau, wahai Rasul….!” Rasul menyeru sekali lagi ke arah kiri, “Wahai sekalian kaum Anshar…….!” Kaum Anshar yang saat itu ada di posisi kiri Nabi menjawab dengan gairah, “Labbaik, ya Rasulallah……! Bergembiralah sesungguhnya kami tetap bersama engkau, wahai Rasul…..!” Kaum Anshar tetap setia berperang bersama Rasul, dan ridak ada satupun dari mereka yang melarikan diri. Kemudian Rasulullah turun dari baghal putih tunggangannya seraya bersabda, “Aku adalah hamba dan pesuruh Allah.” Dengan izin Allah, akhirnya orang-orang musyrik Badui Hawazin, berhasil dikalahkan dan mujahid muslimin memperoleh harta rampasan perang yang banyak sekali. Tak lama kemudian Rasulullah membagi-bagikan harta rampasan perang tersebut kepada orang-orang Muhajirin dan kaum thulaqa’, yaitu orang Mekkah yang baru masuk Islam, sehingga seluruh harta rampasan perang itu habis terbagi semua itu. Tinggallah kaum Anshar yang merupakan penduduk Madinah, yang tidak menerima sedikit pun pembagian dari harta rampasan perang itu. Melihat hal ini, sabahagian para sahabat dari golongan Anshar, mulai saling berbisik sesama mereka satu dengan yang lainnya. Kata mereka, “Apabila terjadi keadaan sulit dan genting kita dipanggil oleh Rasulullah, akan tetapi apabila kemenangan telah diperoleh, Beliau membagi-bagikan harta rampasan perang itu kepada kaum kerabatnya dan bukan kepada kita.” Sikap bersungut-sungut, saling bisik, dan ketidaksenangan sebagian Sahabat dari golongan Anshar ini akhirnya sampai juga ke telinga Rasul. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan mereka dalam sebuah kemah besar, seraya bersabda, “Wahai para Sahabatku kaum Anshar. Berita apakah yang telah sampai kepada ku ini?” Saat itu tidak ada seorang pun dari kaum Anshar yang menjawab pertanyaan Nabi. Kemudian Rasulullah bersabda lagi, “Wahai kaum Anshar, apakah kalian tidak ridha apabila melihat orang-orang banyak, pulang ke rumah mereka dengan membawa harta dunia yang berlimpah, sementara kalian semua pulang ke Madinah dengan membawa utusan Allah bersama-sama dengan kamu di rumah-rumah kalian?” Saat itu kaum Anshar menjawab, “Sudah tentu kami ridha, ya Rasulallah.” Selanjutnya Rasulullah bersabda, “Sekiranya manusia melalui satu lembah, dan orang-orang Anshar melalui satu jalan yang lain dari dua bukit itu, niscaya aku Rasulullah akan mengikuti jalan yang telah dilalui orang-orang Anshar….!” Hisyam radhiyallahu ‘anhu bertanya, “Apakah engkau menyaksikan semua itu wahai Abu Hamzah?” Abu Hamzah menjawab, “Kemanakah aku akan pergi meninggalkan Baginda Nabi?” (H.R. Bukhari, lihat kitab al al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir, Jilid 4 halaman 357). Di dalam riwayat lain, Imam Ahmad menambahkan pada kisah diatas melalui jalur Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, antara lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah diri kamu merasa marah wahai Sahabat-sahabatku kaum Anshar, hanya karena harta dunia yang akan musnah itu, yang mana telah aku bagi-bagikan untuk melembutkan hati mereka orang-orang yang baru masuk Islam itu? Sementara kepada kamu aku serahkan Islam yang telah dibagikan Allah kepadaku? Apakah kamu tidak ridha……? Wahai Sahabat Anshar, sekiranya manusia semuanya pulang ke rumah masing-masing dengan membawa kambing, unta, dan harta benda dunia, sedangkan kamu pulang ke rumah dengan membawa Rasul Allah, tidakkah kamu merasa ridha…? Demi Allah yang menguasai jiwaku, sekiranya manusia mengikuti satu jalan diantara dua gunung, dan orang Anshar melalui jalan lain, pasti aku akan mengikuti jalan yang telah dilalui oleh orang-orang Anshar itu. Jika bukan karena hijrah, pastilah aku menjadi salah seorang dari kalangan kaum Anshar. Ya Allah, rahmatilah para Sahabat Anshar, anak-anak orang Anshor, cucu-cucu orang Anshor dan cucu-cicit orang Anshar.” Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu melanjutkan kisahnya, “Maka orang-orang Anshar menangis tersedu-sedu sampai air mata mereka membasahi janggut-janggut mereka.” Kemudian kaum Anshar berkata: “Kami telah ridha Allah sebagai Tuhan kami, dan kami telah ridha dengan pembagian Rasul-Nya.” Mereka pun menangis dan Rasulullah pun menangis bersama-sama mereka. Kemudian mereka pun berbalik dan kembali ke kemah mereka masing-masing.” (H.R. Imam Ahmad, dari Abu Ishaq. Lihat dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, jilid 4 halaman 358). Dari keterangan ini dapat kita lihat betapa para Sahabat lebih menghargai adanya Rasulullah beserta jasad Rasulullah yang mulia bersama mereka, daripada memilih harta dunia yang berlimpah. Harta dunia terlepas dari tangan mereka, namun bagi mereka diri Rasulullah jauh lebih utama dari semua itu. Nah, di akhir zaman ini, dimana sudah muncul sekelompok kecil umat Islam yang sudah berani mengatakan bahwa tongkat kepunyaannya lebih bermanfaat dari Rasulullah setelah wafat…..! Padahal Sahabat Nabi dan para tabi’in begitu menghargai keberadaan Rasulullah, baik di saat Beliau masih hidup maupun setelah Beliau wafat dan bersemayam di bumi Madinah yang mulia. Tidakkah kita semua menyadari kemuliaan Rasulullah dan kemuliaan jasad Rasul itu….? Wahai Allah yang membolak-balikkan hati, balikkanlah hati kami kepada kefahaman agama yang benar, sehingga kami dapat menghargai Rasulullah dan jasad Beliau yang mulia hingga dunia kiamat nanti. Amin……! Wallahu a’lam bishowab